Rabu, 23 Februari 2011

Wajib Berbahasa Sunda tak Diikuti Sanksi

Meskipun mewajibkan semua sekolah di Kota Bandung berbahasa Sunda setiap hari Rabu, Dinas Pendidikan Kota Bandung tidak menerapkan sanksi jika ada sekolah yang tidak melaksanakan hal tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji mengatakan, sejak program ini dilaksanakan pada 1999, Dinas Pendidikan hanya mengarahkan kesadaran setiap sekolah untuk melaksanakan program tersebut.

Urgensi penggunaan bahasa ibu khususnya bahasa Sunda, terutama dikalangan anak muda kembali disampaikan banyak pihak, seiring dengan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional setiap 21 Februari. “Tidak ada sanksi khusus pada sekolah jika tidak melaksanakan program tersebut. Kami hanya berusaha mengarahkan untuk kesadaran mereka menggunakan bahasa Sunda sebagai upaya melestarikannya, “kata Oji yang dihubungi Selasa (22/2).

Oji mengaku, program ini berjalan cukup efektif karena dimulai dari obrolan di ruang guru, pengantar di kelas, serta di lingkungan sekitar sekolah. Walaupun untuk obrolan antarsiswa masih ada campuran penggunaan dengan bahasa Indonesia. Akan tetapi, hal ini dimaklumi karena latar belakang tiap siswa berbeda-beda.

“Harus diakui, jam pelajaran bahasa Sunda di kelas masih sangat kurang, yaitu hanya dua jam setiap minggunya. Padahal, mata pelajaran ini setara dengan pelajaran yang lain dan di ujian sekolahan sebagai salah satu penentu kelulusan,” tutur Oji. Untuk itulah, program wajib satu hari berbahasa Sunda digalakan sebagai muatan lokaldi sekolah, selain mata pelajaran di kelas.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP Kota Bandung, Nandy Supriyadi mengatakan, sekolah sangat mendukung program ini, tetapi sekarang memang perlu diingatkan kembali. Menurut Nandy, sejak program ini dilaksanakan pada 1999 lalu, sekolah sudah berupaya maksimal untuk terus melaksanakannya setiap Rabu. “Sanksi khusus memang tidak ada, tetapi antara guru dan siswa saling mengingatkan. Harus ada kesadaran di masing-masing individu untuk sama-sama melestarikan bahasa Sunda, “ucap Nandy.

Ia mengungkapkan, ujung tombak dari program ini adalah guru bahasa Sunda di sekolah. Kontribusi mereka sangat besar dan menjadi panutan bagi guru lain serta para siswa untuk menekankan betapa pentingnya bahasa Sunda. (A.187)*** Bandung(PR), 23 Februari 2011.

1 komentar: